Berita 

Pesan dari PPN XI Kudus

(Kudus) Litera.co.id- Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XI memang telah berakhir beberapa hari lalu, namun pesan yang disampaikan para penyair nusantara yang berasal dari beberapa negara serumpun seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand masih bergema dan tak akan terlupakan. PPN XI yang digelar pada 28-30 Juni 2019 di Kudus, Jawa Tengah ini berjalan begitu meriah dengan melibatkan sekitar 130 penyair.

Pembukaan acara yang dilangsungkan pada hari Jumat (28/6) pkl 20.00 oleh bupati Kudus Muhammad Tamzil di hotel Griphta, Kudus tersebut juga mendaulat sang bupati untuk turut membaca puisi. Sang bupati membacakan puisi berjudul “Bermula dari Al Quds” karya Mukti Sutarman Espe yang juga merupakan ketua panitia PPN XI. Beberapa penyair kemudian turut membaca puisi seperti Thomas Budi Santoso, Jumari HS, dll. Malam itu juga diluncurkan buku antologi puisi berjudul Sesapa Mesra Selinting Cinta. Antologi puisi ini adalah karya para penyair nusantara yang lolos kurasi dan sebagai prasyarat penyair untuk bisa turut hadir memeriahkan salah satu acara gelaran sastra terbesar di Asia Tenggara ini.

Kurator untuk antologi ini adalah Ahmadun Yosi Herfanda, Kurnia Effendi, dan Chavchay Syaifullah. Ketua panitia Mukti Sutarman Espe mengatakan, PPN XI ini banyak dihadiri penyair muda. “Dari 130 penyair, 30 penyair berasal dari negeri tetangga, dan 100 penyair dari beberapa daerah di Indonesia. 75 penyair tesebut adalah para anak muda yang memang telah aktif dan dikenal di dunia sastra tanah air.” Menurut keterangan kurator, ada sekitar 700 penyair yang mengirimkan karya mereka dengan total jumlah lebih dari seribu puisi, namun panitia hanya memberi kuota 100 penyair untuk bisa hadir di acara yang didukung oleh Bakti Budaya Djarum Foundation ini. Selain itu ada beberapa penyair kehormatan yang memeriahkan acara ini yaitu Sutadji Calzoum Bachri, D. Zawawi Imron, dan Mustafa Bisri.

Selain pembacaan dan musikalisasi puisi, PPN XI juga menyuguhkan seminar sastra internasional yang digelar pada hari kedua, Sabtu (29/6). Pembicara yang tampil adalah Prof. Maman S. Mahayana, Dr. Tirto Suwondo (Indonesia), Dr. Mohamad Saleeh Rahamad (Malaysia), Prof. Zefri Ariff (Brunei Darussalam), dan Djamal Tukimin MA (Singapura), serta pembahasan puisi peserta oleh Prof. Dr. Suminto A. Sayuti. PPN XI juga melangsungkan workshop baca puisi bersama Sosiawan Leak yang diikuti para guru se Kudus. Pada hari kedua tersebut juga diadakan musyawarah penyair Nusantara dengan pimpinan rapat penyair Ahmadun Yosi Herfanda. Puncak acara digelar Sabtu malam dengan penampilan KH Mustafa Bisri yang sangat memukau publik, Sutardji Calzoum Bachri, D. Zawawi Imron, Fikar W Eda, Imam Maarif, Rini Intama, Emi Sui, Pilo Poly, rebana Terbang Pitu, dll. Penammpilan mereka digelar di depan Menara Kudus. Hari ketiag, Minggu (30/6) para peserta PPN XI diajak berkeliling menikmati beberapa tempat yang menarik di Kudus seperti Museum Jenang dan Museum Kretek.

Acara PPN XI juga memiliki catatan penting hasil musyawarah perwakilan penyair yang juga perumus Ahmadun Yosi Herfanda, Jumari HS, (Indonesia), Djamal Tukimin (Singapura), Mohammad Saleeh Rahamad, Saifullizan Yahaya (Malaysia), Nurdin Abdul Ghani (Thailand), dan Zefri Arieff (Brunei Darussalam). Berikut hasil rumusan PPN XI:

 

HASIL MUSYAWARAH

PERTEMUAN PENYAIR NUSANTARA (PPN) XI KUDUS 2019

 

  • PENGANTAR

 

Pengembangan sastra, khususnya puisi Nusantara, sangat penting untuk memajukan peradaban, mempererat persaudaraan, dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perhatian pada masalah-masalah kemanusiaan, persahabatan bangsa serumpun, dan sikap saling menghormati demi terciptanya suasana yang damai dan kehidupan yang harmonis antar masyarakat negara-negara di kawasan Nusantara. Upaya yang luhur ini, dapat dilakukan dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sastra, seperti Pertemuan Penyair Nusantara (PPN). Karena itu, kegiatan PPN perlu terus dilanjutkan, ditingkatkan kualitas, dan kebermanfaatannya.

 

  • REKOMENDASI

 

    1. Tuan rumah pelaksana PPN sebaiknya memaklumkan tarih PPN paling lambat enam bulan sebelum hari pelaksanaan. Jika ada perubahan tarih pelaksanaan PPN sebaiknya panitia pelaksana memaklumkannya paling lambat tiga bulan sebelumnya.
    2. Kegiatan PPN hendaknya meliputi seminar, pertunjukkan baca puisi, penerbitan buku antologi puisi para peserta, dan workshop penulisan serta baca puisi untuk peminat sastra setempat.
    3. Panitia pelaksana PPN akan menetapkan kuota resmi untuk masing-masing negara peserta secara fleksibel.

 

 

KEPUTUSAN

  1. Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) tetap akan dilaksanakan setiap dua tahun sekali.
  2. Tuan Rumah PPN XII adalah Malaysia.

 

 

Related posts

Leave a Comment

eleven − 7 =